Headlines News :
Home » » Hubungan Seks Antar Napi dan Kebiasaan Nyuntik Rawan Tularkan HIV

Hubungan Seks Antar Napi dan Kebiasaan Nyuntik Rawan Tularkan HIV

Written By Unknown on Tuesday 21 May 2013 | Tuesday, May 21, 2013

ist
Cirebon, Meski belum pernah ditemukan kasus penularan HIV di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkoba Cirebon, bukan berarti tidak ditemukan risiko sama sekali. Beberapa perilaku narapidana seperti diam-diam nyuntik atau berhubungan seks dengan sesama narapidana dikhawatirkan bisa menularkan virus tersebut.

"Nyuntik, kami akui masih ada. Belum pernah tertangkap basah, tapi kadang ditemukan ada jarum di tempat sampah," kata Anas Saepul Anwar, Kepala Lapas Cirebon dalam media tour Kementerian Kesehatan di Lapas Cirebon, Selasa (21/5/2013).

Anas juga tidak menampik adanya kemungkinan para narapidana berhubungan seks dengan tidak aman selama berada di Lapas. Sama seperti nyuntik atau menggunakan narkoba suntik bersama-sama, berhubungan seks tanpa pelindung dan berganti-ganti pasangan juga meningkatkan risiko penularan HIV.

"Ya adalah (hubungan seks antar napi), tapi itu susah. Mereka tidak terbuka soal itu," tambah Anas.

Selain perilaku nyuntik diam-diam serta berhubungan seks dengan tidak aman, perilaku narapidana yang juga berisiko menularkan HIV adalah pembuatan tato. Salah seorang dokter Lapas, dr Pepen Zaelani mengatakan masih ada praktik-praktik pembuatan tato secara tidak steril di dalam Lapas.

"Beberapa kali kita menemukan juga ada alat tato. Tapi sama seperti perilaku yang lain, kita tidak pernah menangkap basah," kata dr Pepen.

Sejauh ini, dr Pepen mengatakan belum pernah menemukan kasus penularan HIV yang terjadi di dalam lapas. Dari 927 narapidana penghuni Lapas Narkoba Cirebon, 38 narapidana terinfeksi HIV dan seluruhnya terdiagnosis sejak masuk Lapas atau bahkan sebelumnya.

Namun demikian, pencegahan tetap dilakukan untuk mencegah penularan. Selain dengan memberikan edukasi ke para narapidana, pengawasan para pengunjung juga diperketat untuk menghindari penyelundupan jarum suntik ke dalam Lapas.

Bagi narapidana yang mengalami gejala putus obat alias sakaw karena kecanduannya belum teratasi, Lapas Cirebon juga telah menyediakan program terapi Metadon. Tujuannya agar para pecandu bisa mengatasi sakau tanpa harus menyuntik, sehingga lebih aman dari risiko penularan HIV. (up/vit)
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating by Daeng Copas
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Daeng Copas - All Rights Reserved
Template Design by